content top

Sabtu, 18 Februari 2012

Hidayah


Oleh    : Halimatus Sa’diyah, Siti Fauziyah dan Fatimatuz Zahra
Editor : Fairuz kholili  

A.    Definisi Hidayah
            Arti makna lafadz hidayah (الهُدى) dalam lisan al ‘Arab yaitu: الهُدى ضدّ الضلال وهو الرَّشادُ artinya:  Hidayah adalah lawan kata dari dhalal yang berarti petunjuk.
            Hidayah adalah sebuah konsep yang sangat penting bagi orang yang hidup beragama dan hidup dalam iman.
      وقال الراغب: " الهداية دلالة بلطف“
Ar-Raghib berkata: “Hidayah merupakan petunjuk yang sifatnya lembut (halus)”.[1]
Kemudian disebutkan juga bahwa:
"فالهداية هي الدلالة على طريق من شأنه الإيصال سواء حصل الوصول بالفعل في وقت الاهتداء أو لم يحصل  
      Hidayah adalah menunjukkan (mengarahkan) pada suatu jalan agar bisa sampai, sama saja apakah yang diberi hidayah itu bisa mencapai tujuan dengan melaksanakan hal-hal yang diarahkan kepadanya atau tidak.  
      الهادي adalah salah satu asma Allah, artinya “Yang Maha Pemberi Hidayah”
وقال ابن الأَثير : والهادي هو الذي بَصَّرَ عِبادَه وعرَّفَهم طَريقَ معرفته حتى أَقرُّوا برُبُوبِيَّته، و هَدى كل مخلوق إِلى ما لا بُدَّ له منه في بَقائه ودَوام وجُوده"([2])
B.     Tingkatan-Tingkatan Hidayah
          Ada 4 macam tingkatan atau level-level  hidayah. Dan untuk mendapatkan hidayah (petunjuk) ini, maka terurut berdasarkan derajat (tingkatan) mendapat hidayah. Tingkatan-tingkatan itu adalah:
1.      Petunjuk yang diberikan kepada siapa saja dan bahkan juga kepada seluruh makhluq hidup. Petunjuk itu berupa instink untuk bertahan hidup. Hidayah ini jenisnya bersifat umum bagi setiap mukallaf seperti akal, kecerdasan, dan pengetahuan-pengetahuan penting yang umum dimiliki oleh siapa saja dan apa saja sesuai dengan kadar yang harus dipikulnya.
Dalam al-Qur’an dijelaskan, (QS. Thahaa: 50)
  ٥٠. قَالَ رَبُّنَا الَّذِي أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى
Artinya: Musa berkata: "Tuhan kami ialah (Tuhan) yang telah memberikan kepada tiap-tiap sesuatu bentuk kejadiannya, kemudian memberinya petunjuk .
      Maksudnya: memberikan akal, instink (naluri) dan kodrat alamiyah untuk kelanjutan hidupnya masing-masing.
QS. Al-A’la: 1-3
      سَبِّحِ اسْمَ رَبِّكَ الْأَعْلَى (1) الَّذِي خَلَقَ فَسَوَّى (2) وَالَّذِي قَدَّرَ فَهَدَى (3)
    Artinya:
1).  Sucikanlah nama Tuhanmu yang Maha Tingi,
2). Yang Menciptakan, dan menyempurnakan (penciptaan-Nya),
3).  Dan yang menentukan kadar (masing-masing) dan memberi petunjuk,
2.      Hidayah yang berupa ajakan kepada manusia melalui lisan para nabi dan penurunan al-Qur'an dan lainnya.
    (QS. Al-Anbiya: 73)
   وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا وَأَوْحَيْنَا إِلَيْهِمْ فِعْلَ الْخَيْرَاتِ وَإِقَامَ الصَّلَاةِ وَإِيتَاء الزَّكَاةِ وَكَانُوا لَنَا عَابِدِينَ
Artinya: Kami telah menjadikan mereka itu sebagai pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami dan telah Kami wahyukan kepada, mereka mengerjakan kebajikan, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan hanya kepada Kamilah mereka selalu menyembah,
3.      Hidayah berupa taufiq (kesesuaian antara petunjuk dan perilaku) yang khusus diberikan kepada orang yang mencari petunjuk. (Dikhususkan bagi orang yang mau petunjuk dan yang mencari petunjuk).
      (QS. Muhammad : 17)
    وَالَّذِينَ اهْتَدَوْا زَادَهُمْ هُدًى وَآتَاهُمْ تَقْواهُمْ
Dan orang-orang yang mau menerima petunjuk, Allah menambah petunjuk kepada mereka dan memberikan balasan ketaqwaannya.
      QS. At-Taghabun: 11
    مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ وَمَن يُؤْمِن بِاللَّهِ يَهْدِ قَلْبَهُ وَاللَّهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيمٌ
Tidak ada suatu musibah pun yang menimpa seseorang kecuali dengan ijin Allah; dan barangsiapa yang beriman kepada Allah niscaya Dia akan memberi petunjuk kepada hatinya. Dan Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
      QS. Yunus: 9
 إِنَّ الَّذِينَ آمَنُواْ وَعَمِلُواْ الصَّالِحَاتِ يَهْدِيهِمْ رَبُّهُمْ بِإِيمَانِهِمْ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ فِي جَنَّاتِ النَّعِيمِ
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal saleh, mereka diberi petunjuk oleh Tuhan mereka karena keimanannya , di bawah mereka mengalir sungai-sungai di dalam syurga yang penuh keni'matan. 
4.      Petunjuk di akhirat nanti, yaitu; Petunjuk Allah yang membawa orang masuk surga. Apa saja yang dilakukan orang yang memperoleh petunjuk ini, maka orang tersebut beramal dengan amalan yang membawanya masuk surga.
QS. Muhammad: 5-6 dan (masih ada keterkaitan juga dengan ayat sebelumnya yaitu mulai dari ayat 2) 
.ayat 5: سَيَهْدِيهِمْ وَيُصْلِحُ بَالَهُمْ Allah akan memberi pimpinan kepada mereka dan memperbaiki keadaan mereka,
      وَيُدْخِلُهُمُ الْجَنَّةَ عَرَّفَهَا لَهُمْ  Dan Allah akan memasukkan mereka ke dalam surga yang telah Dia beritahukan kepada mereka. (ayat: 6)
    QS. Al-A’raf: 42
      وَالَّذِينَ آَمَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ لَا نُكَلِّفُ نَفْسًا إِلَّا وُسْعَهَا أُولَئِكَ أَصْحَابُ الْجَنَّةِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ 
Dan orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal-amal yang saleh, kami tidak memikulkan kewajiban kepada diri seseorang melainkan sekedar kesanggupannya, mereka Itulah penghuni-penghuni surga; mereka kekal di dalamnya.
QS. Muhammad:43
    وَنَزَعْنَا مَا فِي صُدُورِهِم مِّنْ غِلٍّ تَجْرِي مِن تَحْتِهِمُ الأَنْهَارُ وَقَالُواْ الْحَمْدُ لِلّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَـذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلا أَنْ هَدَانَا اللّهُ لَقَدْ جَاءتْ رُسُلُ رَبِّنَا بِالْحَقِّ وَنُودُواْ أَن تِلْكُمُ الْجَنَّةُ أُورِثْتُمُوهَا بِمَا كُنتُمْ تَعْمَلُونَ
Dan Kami cabut segala macam dendam yang berada di dalam dada mereka; mengalir di bawah mereka sungai-sungai dan mereka berkata: "Segala puji bagi Allah yang telah menunjuki kami kepada (surga) ini. Dan kami sekali-kali tidak akan mendapat petunjuk kalau Allah tidak memberi kami petunjuk. Sesungguhnya telah datang rasul-rasul Tuhan kami, membawa kebenaran." Dan diserukan kepada mereka: "ltulah surga yang diwariskan kepadamu, disebabkan apa yang dahulu kamu kerjakan."
    Empat macam hidayah ini tersusun urut. Maka jika orang belum mencapai tingkat yang pertama, dia tidak akan mencapai tingkat yang kedua bahkan juga tidak benar memberi beban kepada orang itu. Siapa yang belum mencapai tingkat kedua, dia tidak akan mencapai tingkat ketiga dan keempat. Siapa yang sudah mencapai tingkat keempat, maka tentu dia sudah mencapai tingkat ketiga yakni tingkat sebelumnya. Siapa yang telah mencapai tingkat ketiga maka dia tentu telah mencapai dua tingkat di bawahnya.
C.     Pemberi  petunjuk
1.      Allah SWT => QS. Al-Qashas: 56, dll.
2.      Al-Qur’an => QS. Al-Baqarah: 2, QS. Asy-Syura: 52
3.      Taurat => QS. As-Sajdah: 23
4.       Manusia (sebagai pemimpin) => QS. As-Sajdah: 24
5.      Rasul pada tiap-tiap kaum=> QS. Ar-Ra’du: 7
6.      Allah dengan perantara bintang => QS. An-Nahl: 16
  keterangan:
    Adapun petunjuk yang diberikan oleh makhluk (spt: manusia), tidak terlepas dari kehendak Allah swt. Batas manusia tidak bisa memberi petunjuk disebutkan dalam al-Qur’an, yaitu pada surat: [القصص 28: 56- 57]
إِنَّكَ لَا تَهْدِي مَنْ أَحْبَبْتَ وَلَكِنَّ اللَّهَ يَهْدِي مَنْ يَشَاءُ وَهُوَ أَعْلَمُ بِالْمُهْتَدِينَ (56)  
28: 56.  Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepada orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki-Nya, dan Allah lebih mengetahui orang-orang yang mau menerima petunjuk.
وَقَالُوا إِنْ نَتَّبِعِ الْهُدَى مَعَكَ نُتَخَطَّفْ مِنْ أَرْضِنَا أَوَلَمْ نُمَكِّنْ لَهُمْ حَرَمًا آَمِنًا يُجْبَى إِلَيْهِ ثَمَرَاتُ كُلِّ شَيْءٍ رِزْقًا مِنْ لَدُنَّا وَلَكِنَّ أَكْثَرَهُمْ لَا يَعْلَمُونَ (57)
57.  Dan mereka berkata: "Jika kami mengikuti petunjuk bersama kamu, niscaya kami akan diusir dari negeri kami". dan apakah kami tidak meneguhkan kedudukan mereka dalam daerah Haram (tanah suci) yang aman, yang didatangkan ke tempat itu buah-buahan dari segala macam (tumbuh- tumbuhan) untuk menjadi rezki (bagimu) dari sisi Kami?. tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui.
D.    Penerima petunjuk
1.      Siapa saja dan merupakan makhluk Allah
2.       Semua manusia
3.      Manusia yang mendapat seruan dari Nabi atau Rasul dan mengetahui pesan kitab suci yang dibawa oleh Nabi tersebut. Contoh: Bani Israil diseru Nabi Musa dengan Taurat.
4.      Khusus bagi manusia yang mau dan berusaha mencari petunjuk. (orang mu’min, yang beramal shaleh dan bertaqwa).

E.     Hidayah yang tidak diperoleh orang Kafir
            Hidayah adalah sebagaimana telah Allah sebutkan dengan jelas dalam Al-Qur’an, bahwa sesungguhnya hidayah itu terhalang atau tidak diperuntukkan bagi orang-orang yang dzolim, kafir dan fasiq. Jika melihat berdasarkan tingkatan hidayah, maka orang-orang kafir ini tidak akan memperoleh hidayah pada tingkatan yang ketiga dan tingkatan yang keempat. Sebab, tingkatan ke-3 adalah khusus bagi mereka yang mendapat petunjuk, yang diberi taufiq oleh Allah yaitu mereka yang beriman dan beramal shaleh. Adapun tingkatan yang ke-4, adalah sebagai ganjaran di akhirat dan merupakan petunjuk masuk surga.
F.      Cara supaya orang mendapat hidayah
1.      Dengan berusaha, yaitu mengikuti ajakan atau arahan yang diberikan oleh pemberi petunjuk.
2.      Islam, Iman dan Bertaqwa.
3.      Selalu berdo’a dan memohon agar senantiasa mendapat petunjuk dan mempu melaksanakan kebenaran petunjuk tersebut.
4.      Aplikasi nyata (Beramal) setelah mendapat bekal (ilmu) sebagai petunjuk.
v  Contoh dalam Al-Qur’an (QS. Al-Fatihah: 6)
       اهدِنَــــا الصِّرَاطَ المُستَقِيمَ
Artinya: Tunjukilah kami jalan yang lurus,
Ihdinashshiraatal mustaqim, "Ya Allah tunjukkanlah kami jalan yang lurus"
      Ada apakah di balik permohonan ini?
      bukankah jalan yang lurus sudah jelas bagi kita, yakni agama Islam, dan kita semua alhamdulillah sudah menjadi seorang muslim?
            Berikut penjelasan asy-Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullah berkenaan dengan do’a tersebut;
      "Tunjukilah kami jalan yang lurus". (QS. Al-Fatihah:6)
      Adalah contoh dari petunjuk yang bermakna taufiq yaitu yang biasa diucapkan oleh orang-orang yang sedang melaksanakan shalat.
            Makna do'a itu adalah sebagai berikut, "Tunjukkanlah kami ya Allah kepada kebenaran dan mudahkanlah bagi kami untuk menjalankan kebenaran itu. "Petunjuk yang sempurna lagi bermanfaat adalah petunjuk yang Allah subhanahu wata،ala memadukan di dalamnya antara ilmu dan amal.” Suatu petunjuk yang tidak diiringi dengan amal/perbuatan, maka akan sia-sia, bahkan menyesatkan. Karena setiap orang yang tidak mengamalkan ilmu yang telah ia miliki, maka ilmunya itu justru akan berbalik menjadi bencana bagi dirinya sendiri.
(QS. Fushilat:17)
"Dan adapun kaum Tsamud maka mereka telah Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) daripada petunjuk itu".
Adapun petunjuk yang berupa ilmu dan penerangan guna menggapai kebenaran adalah seperti yang telah dicontohkan di dalam firman Allah yang ditujukan kepada Nabi-Nya shallallahu ،alaihi wasallam,
(QS. Asy-Syuuraa: 52)
Artinya, "Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus".
Pendek kata hendaklah bagi setiap insan jika ia memohon kepada Allah subhanahu wata،ala, "Tunjukilah kami jalan yang lurus", agar ia menghadirkan jiwanya bahwa ia sedang meminta kepada Allah subhanahu wata،ala, berupa karunia ilmu dan amal/perbuatan,  maka ilmu itulah yang bertindak sebagai petunjuk, sedang amal/perbuatan itulah yang dimaksudkan sebagai taufiq.
            Jadi seorang muslim tidak akan pernah merasa bosan untuk selalu minta hidayah (petunjuk) kepada Allah subhanahu wata،ala, baik petunjuk berupa ilmu (hidayah irsyad) dan petunjuk untuk melaksanakan ilmu tersebut (hidayah taufiq).
            Ada banyak bentuk lafadz hidayah dalam al-Qur’an, Informasi tentang jumlah ayat yang berkenaan dengan lafadz atau bentuk-bentuk kata hidayah dalam al-qur’an adalah, untuk sementara, berdasarkan perhitungan manual pada Mu’jam al-Mufahras, terdapat 311-316 ayat. Yang terdiri dari berbagai bntuk kata, (fi’il madhi, fi’il mudhari, masdar, isim fail dll). 
            Masih banyak lafadz dan bentuk kata hidayah dalam al-Qur’an. Adapun dari segi pemaknaan atau arti kata al-huda dalam al-Qur’an ini memiliki tujuh belas makna[3], yaitu:
1.      Penjelasan (QS. AL-Baqarah: 5)
٥. أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
Artinya: Mereka yang mendapat penjelasan dari Tuhannya, dan mereka adalah     orang-orang yang beruntung. (Al-Baqarah: 5)
2.      Agama (Ali-Imran: 73)
٧٣.  قُلْ إِنَّ الْهُدَى هُدَى اللّهِ
Artinya: Katakanlah: Sesungguhnya agama yang benar hanyalah agama Allah…
3.      Iman (QS. Maryam: 76)
٧٦. وَيَزِيدُ اللَّهُ الَّذِينَ اهْتَدَوْا هُدًى
Artinya: Dan Allah akan mempertebal iman bagi orang yang beriman.
4.      Da’i/pemberi petunjuk (QS. A- Ra’d: 7)
٧.  وَلِكُلِّ قَوْمٍ هَادٍ
Artinya: Dan bagi tiap-tiap umat ada pemberi petunjuk (da’i).
(QS. Al-Anbiya: 73)
٧٣. وَجَعَلْنَاهُمْ أَئِمَّةً يَهْدُونَ بِأَمْرِنَا
Artinya: Dan kami jadikan mereka pemimpin-pemimpin yang menunjuki perintah Kami.
5.      Rasul dan Kitab-kitab (QS. Al-Baqarah: 38)
٣٨. فَإِمَّا يَأْتِيَنَّكُم مِّنِّي هُدًى
Artinya: Manakala datang petunjuk-Ku (rasul dan kitab) kepada kalian.
6.      Makrifat/pengetahuan (QS. An-Nahl: 16)
١٦. وَعَلامَاتٍ وَبِالنَّجْمِ هُمْ يَهْتَدُونَ
Artinya: Dan dengan bintang-bintang, mereka mendapat pengetahuan (makrifat).
7.      Petunjuk (QS. Al-Fatihah: 6)
8.      Muhammad (QS. Al-Baqarah: 159)
١٥٩. إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنزَلْنَا مِنَ الْبَيِّنَاتِ وَالْهُدَى
Artinya: Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang Kami turunkan berupa keterangan-keterangan dan petunjuk (Muhammad).
9.      Al-Qur’an (QS. An-Najm: 23)
٢٣. وَلَقَدْ جَاءهُم مِّن رَّبِّهِمُ الْهُدَى
Artinya: Dan sesungguhnya telah datang petunjuk (al-Qur’an) kepada mereka dari tuhan mereka.
10.  Taurat (QS. Al-Mu’min: 53)
٥٣. وَلَقَدْ آتَيْنَا مُوسَى الْهُدَى
Artinya: Dan sesungguhnya telah kami berikan (Taurat) kepada Musa.
11.  Istirja’/meninjau kembali (QS. Al-Baqarah: 157)
١٥٧. وَأُولَـئِكَ هُمُ الْمُهْتَدُونَ
Artinya: Dan mereka itulah orang-orang yang telah mendapat petunjuk (meninjau kembali).
12.  Hujjah/alas an (QS. Al-Baqarah: 258)
٢٥٨. وَاللّهُ لاَ يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ
Artiny: Dan Allah tidak memberikan alas an bagi orang-orang yang zalim.
13.  Sunnah/mengikuti jejak (QS. Az-Zukhruf: 22)
٢٢. وَإِنَّا عَلَى آثَارِهِم مُّهْتَدُونَ
Artinya: Kami menganut suatu agama dan kami mengikuti jejak mereka.
14.  Ishlah/kebaikan (QS. Yusuf: 52)
٥٢. وَأَنَّ اللّهَ لاَ يَهْدِي كَيْدَ الْخَائِنِينَ
Artinya: Sesungguhnya Allah tidak menyukai (memperbaiki) tipu daya orang-orang yang berkhianat.
15.  Ilham/insting (QS. Thaha: 50)
٥٠. أَعْطَى كُلَّ شَيْءٍ خَلْقَهُ ثُمَّ هَدَى
Artinya: Memberikan segala sesuatu dengan bentuk yang sempurna kemudian diberinya petunjuk.
16.  Tobat (QS. Al-A’raf: 156)
١٥٦. إِنَّا هُدْنَـا إِلَيْكَ
Artinya: Sesungguhnya kami kembali (bertobat) kepada-Mu.
17.  Kiblat (QS. Ali-Imran: 96)
٩٦. إِنَّ أَوَّلَ بَيْتٍ وُضِعَ لِلنَّاسِ لَلَّذِي بِبَكَّةَ مُبَارَكاً وَهُدًى لِّلْعَالَمِينَ
Artinya: Sesungguhnya masjid yang pertama dibangun untuk orang yang beriman ialah Ka’bah yang berada di Bakkah (Makkah) yang diberkati, sebagai Kiblat bagi semesta alam.
v  Perbedaan istilah-istilah yang berkaitan dengan hidayah
            Pada diskusi ketika presentasi sebelumnya, ada beberapa pertanyaan mengenai perbedaan istilah-istilah seperti wahyu, ilham, insting, taufiq, dan dalil jika dihubungkan dengan istilah hidayah itu sendiri maka pengertiannya seperti apa?. Untuk menjelaskan seperti apa bedanya istilah-istilah tersebut, maka harus dipahami terlebih dahulu tentang dari segi apa, siapa, seperti apa dan apa objeknya. Disebutkan bahwa hidayah dengan makna petunjuk itu lebih umum dan cakupannya sangat luas. Contoh yaitu ketika subjeknya bintang, maka ia adalah sebagai petunjuk arah bagi manusia, begitu pula dengan rembulan, yaitu sebagai petunjuk tanggal.
            Rasulullah SAW. sebagaimana kita ketahui adalah utusan Allah yang mempunyai tugas mengajak umat akhir zaman untuk menyembah Allah. Beliau juga memberikan petunjuk dari jalan yang sesat menuju arah yang benar dan lurus.  Akan tetapi, pada prakteknya masih ada sebagian umat yang enggan mengikuti bahkan menolak petunjuk yang telah Nabi berikan. Hal ini menunjukkan bahwa hasil atau suatu yang didapat sebagai hasil akhir adalah kembali kepada Allah SWT.
Apakah hidayah adalah anugerah? Bagaimanakah maksud hidayah dengan istilah taufiq?
            Hidayah adalah al-Irsyad yaitu merupakan petunjuk yang lebih menekankan pada aspek usaha atau proses pemberiannya, sebagaimana disebutkan dalam definisi di atas bahwa hidayah adalah menunjukkan (mengarahkan) pada suatu jalan agar bisa sampai, sama saja apakah yang diberi hidayah itu bisa mencapai tujuan dengan melaksanakan hal-hal yang diarahkan kepadanya atau tidak. Ada sedikit perbedaan dengan anugerah yang memang konotasinya menurut penulis itu lebih pada hasil akhir dari menunjukkan atau mengarahkan.
            Adapun istilah taufik dalam pembahasan hidayah ini, memiliki tujuan bahwa dalam melaksanakan arahan atau petunjuk itu disertai dengan usaha yang kuat dan dengan sungguh-sungguh. Dalam arti lain taufik merupakan sebuah tenaga. Kemudian, objek dari petunjuk atau suatu yang dicari oleh yang meminta petunjuk itu berimplikasi pada perbedaan petunjuk tersebut. Jika yang dicari adalah kebenaran, maka akan bersungguh-sungguh. 


HIDAYAH PERSPEKTIF HADIS
1.      Bukhori 2103 
حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ مُوسَى أَخْبَرَنَا هِشَامٌ عَنْ مَعْمَرٍ عَنْ الزُّهْرِيِّ عَنْ عُرْوَةَ بْنِ الزُّبَيْرِ عَنْ عَائِشَةَ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهَا وَاسْتَأْجَرَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَأَبُو بَكْرٍ رَجُلًا مِنْ بَنِي الدِّيلِ ثُمَّ مِنْ بَنِي عَبْدِ بْنِ عَدِيٍّ هَادِيًا خِرِّيتًا الْخِرِّيتُ الْمَاهِرُ بِالْهِدَايَةِ قَدْ غَمَسَ يَمِينَ حِلْفٍ فِي آلِ الْعَاصِ بْنِ وَائِلٍ وَهُوَ عَلَى دِينِ كُفَّارِ قُرَيْشٍ فَأَمِنَاهُ فَدَفَعَا إِلَيْهِ رَاحِلَتَيْهِمَا وَوَاعَدَاهُ غَارَ ثَوْرٍ بَعْدَ ثَلَاثِ لَيَالٍ فَأَتَاهُمَا بِرَاحِلَتَيْهِمَا صَبِيحَةَ لَيَالٍ ثَلَاثٍ فَارْتَحَلَا وَانْطَلَقَ مَعَهُمَا عَامِرُ بْنُ فُهَيْرَةَ وَالدَّلِيلُ الدِّيلِيُّ فَأَخَذَ بِهِمْ أَسْفَلَ مَكَّةَ وَهُوَ طَرِيقُ السَّاحِلِ
            Telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Musa telah mengabarkan kepada kami Hisyam bin Ma’mar dari az-Zuhri dari Aisyah ra: Nabi shollallohu alaihi wasallam dari Abu Bakar menyewa seseorang dari suku ad-Dil kemudian dari suku ‘Abdi bin ‘Adiy sebagai petunjuk jalan dan yang mahir menguasai seluk beluk perjalanan, yang sebelumnya dia telah diambil sumpahnya pada keluarga al-‘Ash bin Wail dia masih memeluk agam kafir Quraisy. Maka keduanya mempercayakan kepadanya perjalanan keduanya lalu keduanya meminta kepadanya untuk singgah ke gua Tsur setelah perjalanan tiga malam. Lau, orang itu meneruskan perjalanan keduanya waktu shubuh malam ketiga, maka keduanya melanjutkan perjalanan dan berangkat pula bersama keduanya ‘Amir bin Fuhairah dan penunjuk jalan suku ad-Dili tersebut. Maka penunjuk jalan tersebut mengambil jalan dari belakang kota Makkah yaitu menyusuri jalan laut.
2.      Muslim 4904 
 حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ مُحَمَّدُ بْنُ الْعَلَاءِ حَدَّثَنَا ابْنُ إِدْرِيسَ قَالَ سَمِعْتُ عَاصِمَ بْنَ كُلَيْبٍ عَنْ أَبِي بُرْدَةَ عَنْ عَلِيٍّ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْ اللَّهُمَّ اهْدِنِي وَسَدِّدْنِي وَاذْكُرْ بِالْهُدَى هِدَايَتَكَ الطَّرِيقَ وَالسَّدَادِ سَدَادَ السَّهْمِ و حَدَّثَنَا ابْنُ نُمَيْرٍ حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ يَعْنِي ابْنَ إِدْرِيسَ أَخْبَرَنَا عَاصِمُ بْنُ كُلَيْبٍ بِهَذَا الْإِسْنَادِ قَالَ قَالَ لِي رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قُلْ اللَّهُمَّ إِنِّي أَسْأَلُكَ الْهُدَى وَالسَّدَادَ ثُمَّ ذَكَرَ بِمِثْلِهِ
            Telah menceritakan kepada kami Abu ‘Kuraib Muhammad bin al-‘Ala telah menceritakan kepada kami Ibnu Idris, ia berkata: “Aku mendengar ‘Ashim bin Kulaib dari Abu Burdah dari ‘Ali, dia berkata: Rasulullah bersabda: “ Ya Allah, berikanlah petunjuk padaku. Berilah aku jalan yang lurus. Jadikan petunjuk-Mu sebagai jalanku dan kelurusan hidupku selurus anak panah.” Telah menceritakan kepada kami Ibnu Numair. Telah menceritakan kepada kami Abdullah yaitu Ibnu Idris. Telah mengabarkan kepada kami ;Ashim bin Kulaib melalui jalur ini ia berkata: “Rasulullah berkata kepadaku: Katakanlah; “Ya Allah aku memohon kepada-Mu petunjuk dan kelurusan hidup”, lalu dia menyebutkan hadis yang serupa.
3.      Turmudzi 1880 
حَدَّثَنَا أَبُو كُرَيْبٍ حَدَّثَنَا إِبْرَاهِيمُ بْنُ يُوسُفَ بْنِ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ أَبِيهِ عَنْ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ قَال سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ عَوْسَجَةَ يَقُولُ سَمِعْتُ الْبَرَاءَ بْنَ عَازِبٍ يَقُولُ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ مَنْ مَنَحَ مَنِيحَةَ لَبَنٍ أَوْ وَرِقٍ أَوْ هَدَى زُقَاقًا كَانَ لَهُ مِثْلَ عِتْقِ رَقَبَةٍ قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ صَحِيحٌ غَرِيبٌ مِنْ حَدِيثِ أَبِي إِسْحَقَ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ وَقَدْ رَوَى مَنْصُورُ بْنُ الْمُعْتَمِرِ وَشُعْبَةُ عَنْ طَلْحَةَ بْنِ مُصَرِّفٍ هَذَا الْحَدِيثَ وَفِي الْبَاب عَنْ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ وَمَعْنَى قَوْلِهِ مَنْ مَنَحَ مَنِيحَةَ وَرِقٍ إِنَّمَا يَعْنِي بِهِ قَرْضَ الدَّرَاهِمِ قَوْلُهُ أَوْ هَدَى زُقَاقًا يَعْنِي بِهِ هِدَايَةَ الطَّرِيقِ
            Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib, telah menceritakan kepada kami Ibrahim bin Yusuf bin Abu Ishaq dari bapaknya dari Abu Ishaq dari Tholhah bin Mushorif ia berkata, saya mendengar al-Barra’ bin Azibi berkata: saya mendengar Rasulullah Sallallaahu ‘alaihi Wasallam bersabda: “Barang siapa memeberikan pemberian susu (memberikan unta atau kambing untuk di ambil susunya lalu dikembalikan lagi) dan wariq (perak, yakni meminjaminya), menunjuki jalan (kepada orang yang tersesat dan buta), maka baginya pahala seperti memerdekakan budak.” Abu Isa berkata, hadis ini Hasan Shohih Ghorib, dari hadis Abu Ishaq dari Thalhah bin Mushorif, kami tidak mengetahuinya kecuali jalur periwayatan ini. Telah meriwayatkan hadis inin juga Manshur bin al-Mutamim dan Sya’bh dari Thalhah bin Mushorif, dan dalam baba ini dari Nu’man bin Basyir. Makna sabda beliau, ‘memnerikan pemberian wariq (perak) adalah memberikan pinjaman beberapa dirham. Dan makna sabda beliau,’hada zuqaqan’ adalah menunjuki arah jalan.
4.      Ahmad 20401
حَدَّثَنَا يَعْلَى بْنُ عُبَيْدٍ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عَمْرِو بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي الْبَخْتَرِيِّ عَنْ أَبِي ذَرٍّ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ ذَهَبَ الْأَغْنِيَاءُ بِالْأَجْرِ يُصَلُّونَ وَيَصُومُونَ وَيَحُجُّونَ قَالَ وَأَنْتُمْ تُصَلُّونَ وَتَصُومُونَ وَتَحُجُّونَ قُلْتُ يَتَصَدَّقُونَ وَلَا نَتَصَدَّقُ قَالَ وَأَنْتَ فِيكَ صَدَقَةٌ رَفْعُكَ الْعَظْمَ عَنْ الطَّرِيقِ صَدَقَةٌ وَهِدَايَتُكَ الطَّرِيقَ صَدَقَةٌ وَعَوْنُكَ الضَّعِيفَ بِفَضْلِ قُوَّتِكَ صَدَقَةٌ وَبَيَانُكَ عَنْ الْأَرْثَمِ صَدَقَةٌ وَمُبَاضَعَتُكَ امْرَأَتَكَ صَدَقَةٌ قَالَ قُلْتُ يَا رَسُولَ اللَّهِ نَأْتِي شَهْوَتَنَا وَنُؤْجَرُ قَالَ أَرَأَيْتَ لَوْ جَعَلْتَهُ فِي حَرَامٍ أَكَانَ تَأْثَمُ قَالَ قُلْتُ نَعَمْ قَالَ فَتَحْتَسِبُونَ بِالشَّرِّ وَلَا تَحْتَسِبُونَ بِالْخَيْرِ
            Telah menceritakan kepada kami Ya’la bin ‘Ubaid. Telah menceritakan kepada kami al-Amasy dari ‘Amr bin Murroh dari Abu al-Bakhtari dari Ab Dzurri, berkata: “Aku bertanya, “Wahai Rasulullah, orang-orang kaya telah pergi dengan membawa pahala sholat, puasa, haji?”. Beliau lalu menjawab, “Kalian juga bisa melaksanakan sholat, puasa, dan haji”, namun, mereka bisa bersedekah sedangkan kami tidak”. Nabi bersabda, “Kamu juga bisa bersedekah, kamu menyingkirkan tulang dari jalan adalah sedekah, menujukkan jalan  adalah sedekah, menolng orang yang lemah dengan kekuatan lebih yang kau miliki adalah sedekah.” Abu Dzar berkata, “ Aku bertanya, wahai Rasulullah, kami memenuhi syahwat kami, lalu memperoleh pahala? Beliau berbalik tanya, “Apa pendapatmu sekiranya itu dilakukan untuk  yang diharamkan?Apakah akan berdosa?” Aku menjawab, “Ya”. Kemudian beliau bersabda, “Apakah kalian menghitung perbuatan yang buruk sementara tidak memperhitungkan yang bai

KESIMPULAN
            Dari paparan pembahasan tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa hidayah adalah lawan kata dari dhalal yang berarti petunjuk, pengertian ini berdasarkan lisan al ‘Arab. Kemudian tingkatan-tingkatan hidayah ada 4 level, yaitu Petunjuk yang diberikan kepada siapa saja dan bahkan juga kepada seluruh makhluq hidup. Hidayah yang berupa ajakan kepada manusia melalui lisan para nabi dan penurunan al-Qur'an dan lainnya. Hidayah berupa taufiq (kesesuaian antara petunjuk dan perilaku) yang khusus diberikan kepada orang yang mencari petunjuk. Petunjuk di akhirat nanti, yaitu; Petunjuk Allah yang membawa orang masuk surga.
          Dan untuk mendapatkan hidayah (petunjuk) ini, maka terurut berdasarkan derajat (tingkatan) mendapat hidayah. Maka, siapa yang sudah mencapai tingkat keempat, maka tentu dia sudah mencapai tingkat ketiga yakni tingkat sebelumnya. Dan siapa yang telah mencapai tingkat ketiga maka dia tentu telah mencapai dua tingkat di bawahnya. Hal ini juga yang menjadi dalil bahwa orang-orang yang dzalim atau kafir itu tidak akan mendapatkan hidayah pada level 3 dan 4. Berdasarkan pendekatan derajat ini dapat dibedakan siapa saja yang memperoleh petunjuk itu dan pada tingkat ke berapa dia tidak mendapat petunjuk.
          Adapun pemberi hidayah (petunjuk) secara mutlaq adalah Allah SWT. Sehingga, petunjuk yang diberikan oleh makhluk (spt: manusia), tidak terlepas dari kehendak Allah SWT.
            Jika dilihat dari segi pemaknaan atau arti, kata al-huda dalam al-Qur’an ini memiliki tujuh belas makna, diantaranya yaitu:
1.      Agama (Ali-Imran: 73)
2.      Da’i/pemberi petunjuk (QS. A- Ra’d: 7)
3.      Rasul dan Kitab-kitab (QS. Al-Baqarah: 38)
4.      Makrifat/pengetahuan (QS. An-Nahl: 16)
5.      Petunjuk (QS. Al-Fatihah: 6)
6.      Muhammad (QS. Al-Baqarah: 159)
7.      Al-Qur’an (QS. An-Najm: 23)
8.      Taurat (QS. Al-Mu’min: 53)
9.      Ilham/insting (QS. Thaha: 50)
10.  Kiblat (QS. Ali-Imran: 96), dll.
Selanjutnya hidayah dalam perspektif hadis juga dibahas tersendiri oleh pemakalah yang lain, secara jelas dan panjang lebar.

,

Sumber rujukan:
·         Lisan al-'Arab
·         Mu’jam al-Mufahras
·         Buku-buku dan artikel
(K.H. Drs. Muchtar Adam, Tafsir Ayat-Ayat Haji, Bandung: Mizan, 2005)



[1]مفردات ألفاظ القرآن  الأصفهاني م دار القلم/2 محققة - (ج 2 / ص 467)
[2] - النهاية في غريب الحديث والأثر . مجد الدِّيْن بن أَبِي الكرم مُحَمَّد بن مُحَمَّد بن عَبْد الكَرِيْم الشيباني الجزري . المعروف بابن الأثير أبو السعادات . ( 544 ـ 606 ) . تحقيق : طاهر أحمد الزاوي - محمود مُحَمَّد الطناحي . المكتبة العلمية . بيروت . ط1 . 1399هـ - 1979م . : 5 /525. لِسَان العَرَب : مَادة ( هدى ) 15 /535 .

[3] K.H. Drs. Muchtar Adam, Tafsir Ayat-Ayat Haji, Bandung: Mizan, 2005, hal. 58-61

content top