content top

Sabtu, 18 Februari 2012

Fitnah


Oleh         : Ida Qurrota a’yun dan Siti masulah ( PBSB 2010)
Editor              : Fairuz Kholili  
 
A.     Pengertian Fitnah
Kata “fitnah” merupakan bentuk masdar dari فتن  يفتن  فتنة  . Dalam kitab Lisanul Arab, kata fitnah mempunyai arti الابتلاء, امتحان, اختبار yang berarti cobaan dan ujian, yang asal mula katanya dari perkataan فتنت الفضة والذهب اذا أذبتهما بالنار لتميز الرديئ من الجيّد
  saya menguji emas dan perak apabila saya melebur keduanya dengan api untuk memisahkan yang buruk dari yang baik“ [1]
Perumpamaan menguji emas disini dapat kita kaitkan bahwasanya Allah menguji manusia juga bertujuan untuk mengetahui manakah diantara mereka mukmin yang benar ataupun mukmin yang tidak benar. 
B.      Ragam Makna Fitnah
Dalam kitab Mu’jam Mufradati Alfadhil Qur’an, kita dapat menemukan beberapa macam makna fitnah. Makna fitnah tidak hanya berarti fitnah atau ujian, akan tetapi juga memiliki ragam makna antara lain adalah:
1.      Kata fitnah juga digunakan dalam makna memasukkan manusia kedalam api neraka, terdapat dalam surat adz-Dzariyat ayat 13,
2.      Siksaan, terdapat dalam surat adz-dzariyat ayat 14
3.      Siksa yang telah terjadi, terdapat pada surat at-Taubah ayat 49
4.      cobaan, terdapat dalam surat Thaha ayat 40.
5.      fitnah itu dijadikan seperti kata bala’, bahwasanya lafadz fitnah dan bala’ itu digunakan untuk makna cobaan berat yang sangat tidak disukai oleh manusia (QS al-Anbiya’:35)
6.      fitnah digunakan untuk makna cobaan yang berat (QS al-Baqarah:102, 191, 193 dan surat at-Taubah:49, Yunus: 83al-Maidah:49, al-Isra’:73. Al-Hadid:14, al-Anfal:25, 28,)  dalam surat al-Anfal ayat 28 Allah menamakan anak sebagai ujian, sebagai pelajaran terhadap cobaan seseorang karena anak-anaknya.  Dan pada surat ath-thagahabun ayat 14 allah menyebut anak sebagai musuh bagi kalian. Dalam surat ali Imran ayat 14, Allah menjadikan anak sebagai perhiasan. 
7.      Fitnah merupakan perbuatan yang datangnya dari Allah dan manusia seperti cobaan, musibah, pembunuhan, adzab dan perbuatan yang dibenci lainnya. Apabila perbuatan datangnya dari Allah maka ada unsur hikmah didalamnya sedangkan jika fitnah datang dari manusia maka tidak ada efek yang ditimbulkan dari perbuatan tersebut. Terdapat dalam surat al-Baqarah ayat 191, al-Buruj: 10, ash-shafat:162.[2]

C.      Macam-Macam Fitnah
Dalam beberapa ayat al-Qur’an yang berbicara tentang fitnah kita dapat menemukan beberapa macam dari fitnah tersebut, antara lain:
a.       Anak dan harta
Seperti dalam penafsiran Q.S. at-Taghabun[64]:15.
!$yJ¯RÎ) öNä3ä9ºuqøBr& ö/ä.ß»s9÷rr&ur ×puZ÷GÏù 4 ª!$#ur ÿ¼çnyYÏã íô_r& ÒOŠÏàtã ÇÊÎÈ
“Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah-lah pahala yang besar.”
b.      Kenikmatan hidup  Ilmu  Pengetahuan dan Kekuasaan
#sŒÎ*sù ¡§tB z`»|¡SM}$# @ŽàÑ $tR%tæyŠ §NèO #sŒÎ) çm»uZø9§qyz ZpyJ÷èÏR $¨YÏiB tA$s% !$yJ¯RÎ) ¼çmçFÏ?ré& 4n?tã ¥Où=Ïæ 4 ö@t/ }Ïd ×puZ÷GÏù £`Å3»s9ur ÷LèeuŽsYø.r& Ÿw tbqßJn=ôètƒ ÇÍÒÈ
“ Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru kami, Kemudian apabila kami berikan kepadanya nikmat dari kami ia berkata: "Sesungguhnya Aku diberi nikmat itu hanyalah Karena kepintaranku". Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak Mengetahui.”
c.       Sehat atau Sakit
¢OèO žcÎ) š­/u šúïÏ%©#Ï9 (#rãy_$yd .`ÏB Ï÷èt/ $tB (#qãZÏFèù ¢OèO (#rßyg»y_ (#ÿrçŽy9|¹ur žcÎ) š­/u .`ÏB $ydÏ÷èt/ Öqàÿtós9 ÒOÏm§ ÇÊÊÉÈ
“Dan Sesungguhnya Tuhanmu (pelindung) bagi orang-orang yang berhijrah sesudah menderita cobaan, Kemudian mereka berjihad dan sabar; Sesungguhnya Tuhanmu sesudah itu benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
@ä. <§øÿtR èps)ͬ!#sŒ ÏNöqyJø9$# 3 Nä.qè=ö7tRur ÎhŽ¤³9$$Î/ ÎŽösƒø:$#ur ZpuZ÷FÏù ( $uZøŠs9Î)ur tbqãèy_öè? ÇÌÎÈ
“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). dan Hanya kepada kamilah kamu dikembalikan.”
d.      Ilmu sihir
(#qãèt7¨?$#ur $tB (#qè=÷Gs? ßûüÏÜ»u¤±9$# 4n?tã Å7ù=ãB z`»yJøn=ß ( $tBur txÿŸ2 ß`»yJøn=ß £`Å3»s9ur šúüÏÜ»u¤±9$# (#rãxÿx. tbqßJÏk=yèム}¨$¨Y9$# tósÅb¡9$# !$tBur tAÌRé& n?tã Èû÷üx6n=yJø9$# Ÿ@Î/$t6Î/ |Nr㍻yd šVr㍻tBur 4 $tBur Èb$yJÏk=yèムô`ÏB >tnr& 4Ó®Lym Iwqà)tƒ $yJ¯RÎ) ß`øtwU ×poY÷GÏù Ÿxsù öàÿõ3s? ( tbqßJ¯=yètGuŠsù $yJßg÷YÏB $tB šcqè%Ìhxÿム¾ÏmÎ/ tû÷üt/ ÏäöyJø9$# ¾ÏmÅ_÷ryur 4 $tBur Nèd tûïÍh!$ŸÒÎ/ ¾ÏmÎ/ ô`ÏB >ymr& žwÎ) ÈbøŒÎ*Î/ «!$# 4 tbqçH©>yètGtƒur $tB öNèdàÒtƒ Ÿwur öNßgãèxÿZtƒ 4 ôs)s9ur (#qßJÎ=tã Ç`yJs9 çm1uŽtIô©$# $tB ¼çms9 Îû ÍotÅzFy$# ïÆÏB 9,»n=yz 4 š[ø©Î6s9ur $tB (#÷rtx© ÿ¾ÏmÎ/ öNßg|¡àÿRr& 4 öqs9 (#qçR$Ÿ2 šcqßJn=ôètƒ ÇÊÉËÈ
Dan mereka mengikuti apa yang dibaca oleh syaitan-syaitanpada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), padahal Sulaiman tidak kafir (Tidak mengerjakan sihir), Hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat di negeri Babil yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya kami Hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka Telah meyakini bahwa barangsiapa yang menukarnya (Kitab Allah) dengan sihir itu, tiadalah baginya keuntungan di akhirat, dan amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka Mengetahui.”
Siapa sajakah orang yang terkena fitnah
a.      Sebagian orang kaya dan miskin
šÏ9ºxŸ2ur $¨YtGsù Nåk|Õ÷èt/ <Ù÷èt7Î/ (#þqä9qà)uÏj9 ÏäIwàs¯»ydr&  ÆtB ª!$# OÎgøŠn=tæ .`ÏiB !$uZÏY÷t/ 3 }§øŠs9r& ª!$# zNn=÷ær'Î/ tûï̍Å6»¤±9$$Î/ ÇÎÌÈ  
dan Demikianlah telah Kami uji sebahagian mereka (orang-orang kaya) dengan sebahagian mereka (orang-orang miskin), supaya (orang-orang yang Kaya itu) berkata: "Orang-orang semacam inikah di antara kita yang diberi anugerah Allah kepada mereka?" (Allah berfirman): "Tidakkah Allah lebih mengetahui tentang orang-orang yang bersyukur (kepadaNya)?"
b.      Nabi Sulaiman
ôs)s9ur $¨ZtFsù z`»yJøn=ß $uZøŠs)ø9r&ur 4n?tã ¾ÏmÍhÅöä. #Y|¡y_ §NèO z>$tRr& ÇÌÍÈ  
34. dan Sesungguhnya Kami telah menguji Sulaiman dan Kami jadikan (dia) tergeletak di atas kursinya sebagai tubuh (yang lemah karena sakit), kemudian ia bertaubat”        
c.       Kaum Fir’aun
ôs)s9ur $¨ZtFsù óOßgn=ö6s% tPöqs% šcöqtãöÏù öNèduä!%y`ur ×Aqßu îLq̍Ÿ2 ÇÊÐÈ  
Sesungguhnya sebelum mereka telah Kami uji kaum Fir'aun dan telah datang kepada mereka seorang Rasul yang mulia,
Sebab seseorang dapat terkena fitnah
-          kelemahan iman
Nßg÷ZÏBur `¨B ãAqà)tƒ bxø$# Ík< Ÿwur ûÓÍh_ÏGøÿs? 4 Ÿwr& Îû ÏpuZ÷GÏÿø9$# (#qäÜs)y 3 žcÎ)ur zO¨Yygy_ 8psÜŠÅsßJs9 šúï͏Ïÿ»x6ø9$$Î/  
49. di antara mereka ada orang yang berkata: "Berilah saya keizinan (tidak pergi berperang) dan janganlah kamu menjadikan saya terjerumus dalam fitnah." ketahuilah bahwa mereka telah terjerumus ke dalam fitnah[645]. dan Sesungguhnya Jahannam itu benar-benar meliputi orang-orang yang kafir.
Subjek dari Fitnah
a.       orang-orang kafir, yaitu berupa serangan. Terdapat pada surat an-Nisa’ ayat 101
#sŒÎ)ur ÷Läêö/uŽŸÑ Îû ÇÚöF{$# }§øŠn=sù ö/ä3øn=tæ îy$uZã_ br& (#rçŽÝÇø)s? z`ÏB Ío4qn=¢Á9$# ÷bÎ) ÷LäêøÿÅz br& ãNä3uZÏFøÿtƒ tûïÏ%©!$# (#ÿrãxÿx. 4 ¨bÎ) tûï͍Ïÿ»s3ø9$# (#qçR%x. ö/ä3s9 #xrßtã $YZÎ7B ÇÊÉÊÈ  
“dan apabila kamu bepergian di muka bumi, Maka tidaklah mengapa kamu men-qashar[343] sembahyang(mu), jika kamu takut diserang orang-orang kafir. Sesungguhnya orang-orang kafir itu adalah musuh yang nyata bagimu.”

b.      setan, yaitu berupa tipuan, sebagaimana terlihat dalam QS al-A’râf/7: 27.
ûÓÍ_t6»tƒ tPyŠ#uä Ÿw ãNà6¨Yt^ÏFøÿtƒ ß`»sÜø¤±9$# !$yJx. ylt÷zr& Nä3÷ƒuqt/r& z`ÏiB Ïp¨Zyfø9$# äíÍ\tƒ $yJåk÷]tã $yJåky$t7Ï9 $yJßgtƒÎŽãÏ9 !$yJÍkÌEºuäöqy 3 ¼çm¯RÎ) öNä31ttƒ uqèd ¼çmè=Î6s%ur ô`ÏB ß]øym Ÿw öNåktX÷rts? 3 $¯RÎ) $uZù=yèy_ tûüÏÜ»uŠ¤±9$# uä!$uÏ9÷rr& tûïÏ%©#Ï9 Ÿw tbqãZÏB÷sãƒ

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dan suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpim bagi orang-orang yang tidak beriman.”
c.       Fir’aun dan para pemukanya, terdapat pada surat Yunus ayat 83
!$yJsù z`tB#uä #ÓyqßJÏ9 žwÎ) ×p­ƒÍhèŒ `ÏiB ¾ÏmÏBöqs% 4n?tã 7$öqyz `ÏiB šcöqtãöÏù óOÎg'ƒZ~tBur br& óOßgoYÏGøÿtƒ 4 ¨bÎ)ur šcöqtãöÏù 5A$yès9 Îû ÇÚöF{$# ¼çm¯RÎ)ur z`ÏJs9 tûüÏùÎŽô£ßJø9$# ÇÑÌÈ  
“Maka tidak ada yang beriman kepada Musa, melainkan pemuda-pemuda dari kaumnya (Musa) dalam Keadaan takut bahwa Fir'aun dan pemuka-pemuka kaumnya akan menyiksa mereka. Sesungguhnya Fir'aun itu berbuat sewenang-wenang di muka bumi. dan Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang melampaui batas.”

d.      malaikat Harut dan Marut, terdapat pada surat surat al-Baqarah ayat 102
(#qãèt7¨?$#ur $tB (#qè=÷Gs? ßûüÏÜ»u¤±9$# 4n?tã Å7ù=ãB z`»yJøn=ß ( $tBur txÿŸ2 ß`»yJøn=ß £`Å3»s9ur šúüÏÜ»u¤±9$# (#rãxÿx. tbqßJÏk=yèム}¨$¨Y9$# tósÅb¡9$# !$tBur tAÌRé& n?tã Èû÷üx6n=yJø9$# Ÿ@Î/$t6Î/ |Nr㍻yd šVr㍻tBur 4 $tBur Èb$yJÏk=yèムô`ÏB >tnr& 4Ó®Lym Iwqà)tƒ $yJ¯RÎ) ß`øtwU ×poY÷GÏù Ÿxsù öàÿõ3s? ( tbqßJ¯=yètGuŠsù $yJßg÷YÏB $tB šcqè%Ìhxÿム¾ÏmÎ/ tû÷üt/ ÏäöyJø9$# ¾ÏmÅ_÷ryur 4 $tBur Nèd tûïÍh!$ŸÒÎ/ ¾ÏmÎ/ ô`ÏB >ymr& žwÎ) ÈbøŒÎ*Î/ «!$# 4 tbqçH©>yètGtƒur $tB öNèdàÒtƒ Ÿwur öNßgãèxÿZtƒ 4 ôs)s9ur (#qßJÎ=tã Ç`yJs9 çm1uŽtIô©$# $tB ¼çms9 Îû ÍotÅzFy$# ïÆÏB 9,»n=yz 4 š[ø©Î6s9ur $tB (#÷rtx© ÿ¾ÏmÎ/ öNßg|¡àÿRr& 4 öqs9 (#qçR$Ÿ2 šcqßJn=ôètƒ ÇÊÉËÈ  
“dan mereka mengikuti apa[76] yang dibaca oleh syaitan-syaitan[77] pada masa kerajaan Sulaiman (dan mereka mengatakan bahwa Sulaiman itu mengerjakan sihir), Padahal Sulaiman tidak kafir (tidak mengerjakan sihir), hanya syaitan-syaitan lah yang kafir (mengerjakan sihir). mereka mengajarkan sihir kepada manusia dan apa yang diturunkan kepada dua orang malaikat[78] di negeri Babil Yaitu Harut dan Marut, sedang keduanya tidak mengajarkan (sesuatu) kepada seorangpun sebelum mengatakan: "Sesungguhnya Kami hanya cobaan (bagimu), sebab itu janganlah kamu kafir". Maka mereka mempelajari dari kedua Malaikat itu apa yang dengan sihir itu, mereka dapat menceraikan antara seorang (suami) dengan isterinya[79]. dan mereka itu (ahli sihir) tidak memberi mudharat dengan sihirnya kepada seorangpun, kecuali dengan izin Allah. dan mereka mempelajari sesuatu yang tidak memberi mudharat kepadanya dan tidak memberi manfaat. Demi, Sesungguhnya mereka telah meyakini bahwa Barangsiapa yang menukarnya (kitab Allah) dengan sihir itu, Tiadalah baginya Keuntungan di akhirat, dan Amat jahatlah perbuatan mereka menjual dirinya dengan sihir, kalau mereka mengetahui.”

e.       orang-orang yang hatinya condong pada kesesatan, yaitu surat Ali Imron ayat 7

uqèd üÏ%©!$# tAtRr& y7øn=tã |=»tGÅ3ø9$# çm÷ZÏB ×M»tƒ#uä ìM»yJs3øtC £`èd Pé& É=»tGÅ3ø9$# ãyzé&ur ×M»ygÎ7»t±tFãB ( $¨Br'sù tûïÏ%©!$# Îû óOÎgÎ/qè=è% Ô÷÷ƒy tbqãèÎ6®KuŠsù $tB tmt7»t±s? çm÷ZÏB uä!$tóÏGö/$# ÏpuZ÷GÏÿø9$# uä!$tóÏGö/$#ur ¾Ï&Î#ƒÍrù's? 3 $tBur ãNn=÷ètƒ ÿ¼ã&s#ƒÍrù's? žwÎ) ª!$# 3 tbqãź§9$#ur Îû ÉOù=Ïèø9$# tbqä9qà)tƒ $¨ZtB#uä ¾ÏmÎ/ @@ä. ô`ÏiB ÏZÏã $uZÎn/u 3 $tBur ㍩.¤tƒ HwÎ) (#qä9'ré& É=»t6ø9F{$# ÇÐÈ  
“Dia-lah yang menurunkan Al kitab (Al Quran) kepada kamu. di antara (isi) nya ada ayat-ayat yang muhkamaat[183], Itulah pokok-pokok isi Al qur'an dan yang lain (ayat-ayat) mutasyaabihaat[184]. Adapun orang-orang yang dalam hatinya condong kepada kesesatan, Maka mereka mengikuti sebahagian ayat-ayat yang mutasyaabihaat daripadanya untuk menimbulkan fitnah untuk mencari-cari ta'wilnya, Padahal tidak ada yang mengetahui ta'wilnya melainkan Allah. dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata: "Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyaabihaat, semuanya itu dari sisi Tuhan kami." dan tidak dapat mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang yang berakal.”

f.       orang-orang zalim, yaitu surat al-Anfal ayat 25
(#qà)¨?$#ur ZpuZ÷FÏù žw ¨ûtùÅÁè? tûïÏ%©!$# (#qßJn=sß öNä3YÏB Zp¢¹!%s{ ( (#þqßJn=÷æ$#ur žcr& ©!$# ߃Ïx© É>$s)Ïèø9$# ÇËÎÈ  
“dan peliharalah dirimu dari pada siksaan yang tidak khusus menimpa orang-orang yang zalim saja di antara kamu. dan ketahuilah bahwa Allah Amat keras siksaan-Nya.”
g.      Allah
Dalam hal ini Allah memberikan fitnah berupa cobaan, ujian, menimpakan adzab, dan menimpakan bencana.
1.      Memberi cobaan, sebagaimana terdapat dalam QS al-Furqân/25: 20, al-Anfâl/8: 28, al-A’râf/7: 155, al-Anbiyâ`/21: 35, Thâhâ/20: 131, al-Taghâbun/64: 15, al-Mudatstsir/74: 31 dan al-Qamar/54: 27.
!$tBur $oYù=yör& šn=ö6s% z`ÏB šúüÎ=yößJø9$# HwÎ) öNßg¯RÎ) šcqè=ä.ù'us9 tP$yè©Ü9$# šcqà±ôJtƒur Îû É-#uqóF{$# 3 $oYù=yèy_ur öNà6ŸÒ÷èt/ <Ù÷èt7Ï9 ºpuZ÷FÏù šcrçŽÉ9óÁs?r& 3 tb%Ÿ2ur y7/u #ZŽÅÁt/ ÇËÉÈ
        dan Kami tidak mengutus Rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. maukah kamu bersabar?; dan adalah Tuhanmu Maha melihat.
2.      Menguji, seperti dinyatakan dalam QS al-Naml/27: 47, al-Isrâ`/17: 60, al-Zumar/39: 49 dan al-’Ankabût/29: 2-3.
(#qä9$s% $tR÷Ž¨©Û$# y7Î/ `yJÎ/ur y7tè¨B 4 tA$s% öNä.çŽÈµ¯»sÛ yZÏã «!$# ( ö@t/ óOçFRr& ×Pöqs% tbqãZtFøÿè? ÇÍÐÈ  
mereka menjawab: "Kami mendapat nasib yang malang, disebabkan kamu dan orang-orang yang besertamu". Shaleh berkata: "Nasibmu ada pada sisi Allah, (Bukan Kami yang menjadi sebab), tetapi kamu kaum yang diuji".
3.      Menimpakan azab, seperti terlihat dalam QS al-Dzâriyât/51: 13 dan al-Shâffât/37: 63.
$¯RÎ) $yg»oYù=yèy_ ZpuZ÷FÏù tûüÏJÎ=»©à=Ïj9 ÇÏÌÈ  
Sesungguhnya Kami menjadikan pohon zaqqum itu sebagai siksaan bagi orang-orang yang zalim.

4.      Memimpakan bencana, sebagaimana dapat terbaca dalam QS al-Hajj/22: 11.

z`ÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB ßç7÷ètƒ ©!$# 4n?tã 7$öym ( ÷bÎ*sù ¼çmt/$|¹r& îŽöyz ¨br'yJôÛ$# ¾ÏmÎ/ ( ÷bÎ)ur çm÷Ft/$|¹r& îpuZ÷FÏù |=n=s)R$# 4n?tã ¾ÏmÎgô_ur uŽÅ£yz $u÷R9$# notÅzFy$#ur 4 y7Ï9ºsŒ uqèd ãb#uŽô£ãø9$# ßûüÎ7ßJø9$# ÇÊÊÈ  
dan di antara manusia ada orang yang menyembah Allah dengan berada di tepi[980]; Maka jika ia memperoleh kebajikan, tetaplah ia dalam Keadaan itu, dan jika ia ditimpa oleh suatu bencana, berbaliklah ia ke belakang[981]. rugilah ia di dunia dan di akhirat. yang demikian itu adalah kerugian yang nyata.
D.    Kajian Fitnah dalam al-Qur’an
Dalam kajian ayat tentang fitnah ini kami hanya mengambil beberapa ayat saja yang mungkin perlu untuk kita kaji ulang agar pemahaman terhadap ayat tersebut tidak melenceng dengan maksud dalam ayat tersebut. Pemahaman terhadap ayat tersebut menjadi lebih komperehensif dan menyeluruh.  
a.      Surat al-Baqarah ayat 191
öNèdqè=çFø%$#ur ß]øym öNèdqßJçGøÿÉ)rO Nèdqã_̍÷zr&ur ô`ÏiB ß]øym öNä.qã_t÷zr& 4 èpuZ÷FÏÿø9$#ur x©r& z`ÏB È@÷Gs)ø9$# 4 Ÿwur öNèdqè=ÏG»s)è? yZÏã ÏÉfó¡pRùQ$# ÏQ#tptø:$# 4Ó®Lym öNä.qè=ÏF»s)ムÏmŠÏù ( bÎ*sù öNä.qè=tG»s% öNèdqè=çFø%$$sù 3 y7Ï9ºxx. âä!#ty_ tûï͍Ïÿ»s3ø9$# ÇÊÒÊÈ  
”dan bunuhlah mereka di mana saja kamu jumpai mereka, dan usirlah mereka dari tempat mereka telah mengusir kamu (Mekah); dan fitnah[117] itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan, dan janganlah kamu memerangi mereka di Masjidil haram, kecuali jika mereka memerangi kamu di tempat itu. jika mereka memerangi kamu (di tempat itu), Maka bunuhlah mereka. Demikanlah Balasan bagi orang-orang kafir.”

Dalam kitab al-Thabarî, Allah memerintahkan kaum Mukmin untuk memerangi orang-orang yang memerangi mereka, yaitu kaum musyrik. “Bunuh dan perangi mereka di mana pun kalian dapat melakukannya.” Mereka (kaum musyrik) telah mengusir kaum Muhajirin dari tanah air dan tempat tinggal mereka di Mekah. Kepada kaum Muhajirin Allah berkata: “Usirlah mereka yang memerangi kalian dan telah mengusir kalian dari tempat tinggal dan tanah air kalian (Mekah), sebagaimana mereka telah mengusir kalian darinya.”
“Dan fitnah itu lebih besar bahayanya dari pembunuhan.” Membuat kekacauan di muka bumi, mengusir kaum  Mukmin dari tanah air dan tempat tinggal mereka, menyakiti, mengganggu, menganiaya kaum Mukmin karena agama yang mereka yakini, semua itu merupakan fitnah terhadap agama. Fitnah terhadap agama merupakan penganiayaan terhadap sesuatu yang paling suci dan agung dalam kehidupan manusia. Oleh karena itu, ia lebih bahaya dari membunuh jiwa atau menghilangkan nyawa. Sama saja apakah fitnah ini baru berupa ancaman atau berupa tindakan nyata mengganggu (menyakiti), atau menimbulkan suasana kacau yang menyesatkan manusia, merusak dan menjauhkan mereka dari agama Allah.
Hal termulia dalam diri manusia adalah kebebasan beragama dan berkeyakinan. Berangsiapa merampas kebebasan ini dari seseorang, atau berupaya memalingkannya dari agama yang diyakininya secara langsung atau tidak, maka ia dihukum dengan hukuman yang lebih berat dari hukuman pembunuhan. Karena beratnya hukuman itu, ayat kemudian menggunakan kata وَاقْتُلُوهُمْ (bunuhlah mereka) bukan وقاتلوهم (perangilah mereka). “Bunuhlah mereka di mana pun kalian menjumpai mereka, dalam keadaan apa pun mereka, dan dengan cara apa pun yang kalian miliki.” Tentu saja dengan tetap menjaga etika Islam seperti tidak membunuh secara berlebihan, tidak membunuh dengan cara membakar, dan tidak melakukannya di Masjid Haram, kecuali terhadap orang-orang kafir yang tidak mengindahkan kehormatan masjid ini di mana mereka memulai memerangi kaum Muslim di masjid tersebut.[3]
Dan juga akibat yang ditimbulkan dari fitnah lebih berbahaya daripada hanya sekedar pembunuhan. Dampak dari fitnah bisa berlanjut sampai ia meninggal bahkan setelah ia meninggalpun dampak yang ditimbulkannya masih ada yang bisa berakibat pada kondisi psikologis orang yang difitnah. Hal ini sangat berbahaya sekali, mengingat fitnah itu dapat merembet kemanapun selama lidah masih dapat berbicara. Sedangkan kalau pembunuhan tidak punya dampak yang menyebabkan akibat yang fatal bagi seseorang. Pembunuhan bisa saja beberapa waktu akan hilang begitu saja. Beda dengan fitnah yang dampaknya bisa ada sepanjang masa.

b.      Surat al-Anfal ayat 28
(#þqßJn=÷æ$#ur !$yJ¯Rr& öNà6ä9ºuqøBr& öNä.ß»s9÷rr&ur ×puZ÷GÏù žcr&ur ©!$# ÿ¼çnyYÏã íô_r& ÒOŠÏàtã ÇËÑÈ  
“dan ketahuilah, bahwa hartamu dan anak-anakmu itu hanyalah sebagai cobaan dan Sesungguhnya di sisi Allah-lah pahala yang besar.”

Dalam tafsir ibnu Kastir, kata fitnah pada ayat di atas berarti ikhtibâr wa imtihân (cobaan dan ujian). Berdasarkan ayat ini, harta dan anak-anak merupakan cobaan dan ujian dari-Nya bagi manusia yang mendapatkan keduanya supaya diketahui apakah mereka bersyukur kepada-Nya atas harta dan anak-anak itu serta menaati-Nya, ataukah mereka disibukan dan dipalingkan dengan keduanya dari-Nya. Senada dengan ayat ini, QS al-Taghâbun/64: 14, 51, al-Anbiyâ`/21: 53, dan al-Munâfiqûn/63: 9.
Jika harta dan anak-anak hanya cobaan, maka di sisi Allah-lah pahala yang besar. Pahala, karunia dan surga-Nya lebih baik dari harta dan anak-anak. Sebab terkadang ada di antara mereka yang malah menjadi musuh dan banyak pula yang tidak mampu memberi kebaikan apa-apa. Allah-lah Pengatur dan Pemilik dunia dan akhirat. Di sisi-Nya pahala yang banyak di hari kiamat. Demikian Ibn Katsîr mengomentari ayat ini. Untuk menguatkan pernyataannya ini, ia mengutip hadits:
Ada tiga hal yang jika dimiliki seseorang maka ia akan menemukan manisnya iman. Allah dan Rasul-Nya lebih ia cintai dari selain keduanya; mencintai seseorang dan ia tidak mencintanya melainkan karena Allah; dan ia lebih suka dilemparkan ke dalam api daripada kembali kepada kekufuran setelah Allah menyelamatkannya darinya (HR. al-Bukhârî).
Bahkan, demikian menurut Ibn Katsîr, kecintaan kepada Rasulullah Saw. haruslah melebihi kecintaan pada anak-anak, harta dan jiwa. Sebagaimana sabda beliau:
Demi Zat Yang jiwaku di Tangan-Nya, tidaklah beriman seseorang dari kalian sehingga aku lebih ia cintai dari dirinya, keluarganya, hartanya dan manusia seluruhnya (HR. al-Bukhârî dan Muslim.[4] 
Perbedaan Fitnah dengan Bala’
Sebagaimana disebutkan dalam Lisan al-Arab bahwa salah satu dari makna finah adalah al-Ibtila’ atau bala’. Namun disini ada perbedaan diantara makna bala’ dengan fitnah itu sendiri. Perbedaan-perbedaan antara fitnah dengan bala’ meliputi:
1.      Fitnah lebih umum daripada Bala’
Dari keterangan dan pembahasan yang mengulas makna fitnah sebelumnya,
diketahui bahwa makna fitnah adalah lebih umum dan maknanya sangat luas dan beragam. Makna Bala’ seperti mayoritas digunakan dalam ayat al-Qur’an adalah bermakna ujian, cobaan dan musibah, sedang makna membakar, membunuh, gila dan lain sebagainya masuk dalam cakupan makna fitnah.
2. Fitnah lebih berat daripada Bala’
       Dalam Al-Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 124:
* ÏŒÎ)ur #n?tFö/$# zO¿Ïdºtö/Î) ¼çmš/u ;M»uKÎ=s3Î/ £`ßg£Js?r'sù ( tA$s% ÎoTÎ) y7è=Ïæ%y` Ĩ$¨Y=Ï9 $YB$tBÎ) ( tA$s% `ÏBur ÓÉL­ƒÍhèŒ ( tA$s% Ÿw ãA$uZtƒ Ïôgtã tûüÏJÎ=»©à9$# ÇÊËÍÈ
      “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: "Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia". Ibrahim berkata: "(Dan saya mohon juga) dari keturunanku”. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim".
Dalam Tafsir Al-Baghawi dijelaskan bahwa maksud ibtila’ dalam ayat ini bermakna ujian dan cobaan, yaitu ujian terhadap Nabi Ibrahim a.s.[5] diantaranya: membangun Ka'bah, membersihkan ka'bah dari kemusyrikan, mengorbankan anaknya Ismail, menghadapi raja Namrudz dan lain-lain. Jadi ujian tersebut masih dalam satu tingkatan yang bisa di jalani dan tidak menimbulkan satu kerusakan yang fatal atau sampai membinasakan. Sedang makna fitnah sering digunakan untuk menyebutkan hal atau ujian yang lebih berat dibandingkan dengan bala’ seperti membakar, menyerang, membunuh atau siksaan yang dapat menimbulkan kerusakan yang fatal atau bahkan sampai membinasakan serta melenyapkan.
3. Bala’ bisa menjadi fi’il yang disandarkan kepada Allah sebagai Fa’ilnya.
       Sebagaimana dapat ditemukan lafadz bala’ dalam Al-Qur’an yang Fa’ilnya adalah Allah SWT yaitu seperti dalam:
Ø  Q.S. Al-Baqarah :155
Nä3¯Ruqè=ö7oYs9ur &äóÓy´Î/ z`ÏiB Å$öqsƒø:$# Æíqàfø9$#ur <Èø)tRur z`ÏiB ÉAºuqøBF{$# ħàÿRF{$#ur ÏNºtyJ¨W9$#ur 3 ̍Ïe±o0ur šúïÎŽÉ9»¢Á9$# ÇÊÎÎÈ
“Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Ø  Q.S. Ali Imran :152
ôs)s9ur ãNà6s%y|¹ ª!$# ÿ¼çnyôãur øŒÎ) NßgtRq¡ßss? ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ ( #_¨Lym #sŒÎ) óOçFù=ϱsù öNçFôãt»oYs?ur Îû ̍øBF{$# MçGøŠ|Átãur .`ÏiB Ï÷èt/ !$tB Nä31ur& $¨B šcq6Åsè? 4 Nà6YÏB `¨B ߃̍ム$u÷R9$# Nà6YÏBur `¨B ߃̍ムnotÅzFy$# 4 §NèO öNà6sùt|¹ öNåk÷]tã öNä3uŠÎ=tFö;uŠÏ9 ( ôs)s9ur $xÿtã öNà6Ytã 3 ª!$#ur rèŒ @@ôÒsù n?tã tûüÏZÏB÷sßJø9$# ÇÊÎËÈ
       Dan Sesungguhnya Allah Telah memenuhi janji-Nya kepada kamu, ketika kamu membunuh mereka dengan izin-Nya sampai pada sa'at kamu lemah dan berselisih dalam urusan itu dan mendurhakai perintah (rasul) sesudah Allah memperlihatkan kepadamu apa yang kamu sukai. di antaramu ada orang yang menghendaki dunia dan diantara kamu ada orang yang menghendaki akhirat. Kemudian Allah memalingkan kamu dari mereka untuk menguji kamu, dan Sesunguhnya Allah Telah mema'afkan kamu. dan Allah mempunyai karunia (yang dilimpahkan) atas orang orang yang beriman.
Ø  Q.S. Muhammad: 31
öNä3¯Ruqè=ö7uZs9ur 4Ó®Lym zOn=÷ètR tûïÏÎg»yfßJø9$# óOä3ZÏB tûïÎŽÉ9»¢Á9$#ur (#uqè=ö7tRur ö/ä.u$t6÷zr& ÇÌÊÈ
“Dan Sesungguhnya kami benar-benar akan menguji kamu agar kami mengetahui orang-orang yang berjihad dan bersabar di antara kamu, dan agar kami menyatakan (baik buruknya) hal ihwalmu.”
PENUTUP
Dari pemaparan serta penjelasan tentang makna fitnah serta seluk beluk yang ada didalamnya. Kita dapat menemukan ragam makna fitnah dalam al-Qur’an. Dalam arti fitnah kita dapat menemukan bahwa fitnah tidak hanya berarti ujian ataupun ujian tapi juga bermacam-macam arti antara lain serangan ditimbulkan oleh orang-orang kafir (QS al-Nisâ`/4: 101), tipuan, dilakukan oleh setan (QS al-A’râf/7: 27), siksaan berasal dari Fir`aun dan pemuka-pemuka kaumnya (QS Yûnus/10: 83), memalingkan orang-orang Mukmin dari apa yang telah diwahyukan (QS al-Isrâ`/17: 73), penganiayaan atau penindasan yang dilakukan oleh orang-orang kafir lebih besar dosanya daripada membunuh. (QS al-Baqarah/2: 217), Kesesatan (Q.S. al-Shaffat: 162). Dalam beberapa yat tentang fitnah kita juga dapat menemukan beberapa macam-macam fitnah antara lain Anak atau Harta (QS at-Taghabun:15), Kebaikan dan Keburukan (QS al-Anbiya’:35), Ilmu Sihir (QS al-Baqarah:102), Kenikmatan Hidup (QS az-Zumar:49). Sedangkan subjek atau pelaku fitnah antara lain Orang-orang Kafir (QS an-Nisa’:101), Syetan (QS al-A’raf:27), Fir’aun dan Para Pemukanya (QS Yunus:83), Malaikat Harut dan Marut (QS al-Baqarah:102), orang-orang yang hatinya condong pada kesesatan (QS Ali Imron:7), orang-orang zalim (QS al-Anfal:25), Allah memberikan fitnah berupa cobaan, ujian, menimpakan adzab, dan menimpakan bencana.
Kita dapat menemukan perbedaan antara fitnah dan balak. Meskipun balak merupakan salah satu arti dari fitnah akan tetapi keduanya memiliki perbedaan antara lain:
ü  fitnah lebih umum daripada bala’. Makna Bala’ seperti mayoritas digunakan dalam ayat al-Qur’an adalah bermakna ujian, cobaan dan musibah, sedang makna membakar, membunuh, gila dan lain sebagainya masuk dalam cakupan makna fitnah.
ü fitnah ujiannya lebih berat daripada bala’.
ü Bala’ bisa menjadi fi’il yang disandarkan kepada Allah sebagai Fa’ilnya.
Demikianlah pemaparan yang dapat kami paparkan, mungkin hanya sebagian kecil saja penjelasan tentang makna fitnah. Kemungkinan banyak ayat al-Qur’an yang berbicara tentang fitnah yang belum kita kaji. Semoga penjelasan ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

DAFTAR PUSTAKA

Al-Baghawi Juz 1. hlm. 144-145. Maktabah Syamilah.
ar-Raghib al-Ishfahani, Mu’jam Mufradati Alfadil Qur’an. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyah. 1971. 
Ath-Thabari. Tafsir ath-Thabari Jilid 3. Maktabah Syamilah.
Ibnu Kastir. Tafsir Ibnu Kastir Jilid 4.  Maktabah Syamilah.
Ibnu Mandzur, Lisanul Arab jilid 13. Beirut:Dar al-Kutub Ilmiah. 2009.   



       [1]Ibnu Mandzur, Lisanul Arab Jilid 13. (Beirut:Dar al-Kutub Ilmiah. 2009), hlm. 387.  
       [2]ar-Raghib al-Ishfahani, Mu’jam Mufradati Alfadil Qur’an, (Beirut:Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 1971), hlm. 416-417. 
[3] Ath-Thabari, Tafsir ath-Thabari Jilid 3, hlm. 564, Maktabah Syamilah.
       [4]Ibnu Kastir, Tafsir Ibnu Kastir Jilid 4, hlm. 40-. Maktabah Syamilah
       [5] Al-Baghawi Juz 1. hlm. 144-145. Maktabah Syamilah. 

content top