content top

Senin, 09 Januari 2012

Nasab Rosulullah SAW.


Bismillahirrohmanirrahim,,

       Segala puji bagi allah, tuhan yang menguasai alam, yang mengetahui hati setiap insan, yang meha adil pembalasannya. Dialah allah yang memberikan seorang nabi yang sangat mulia akhlaknya, yang lembut tuturkatanya, memberikan kasih sayangnya kepada seluruh alam tanpa terkecuali. Beliaulah nabi kita, tuan kita, panutan kita Muhammad SAW. Dengan segala budipekerti yang beliau miliki memberikan sinar terang bagi setiap kegelapan, memberikan air yang segar bagi hati yang dahaga. Dengan segala hormat dan rasa malu saya kepada beliau, sekiranya saya boleh memberikan gambaran dari sari-sari kehidupan nabi muhammad SAW, agar kita sama-sama bisa mempelajari kehalusan budi pekerti belaliau yang sangat halus.


       Aisyah isteri beliau ketika ditanya tentang akhlak nabi beliau berkata:” kaana khuluquhul Qur’an ( Akhlak rosulullah SAW adalah al-Quran)”. Sewajarnya sebagai ummat beliau kita mempelajari kehidupan beliau yang dijadikan sebagai pedoman hidup ummat islam. Oleh karena itu dalam kesempatan yang berbahagia ini kami memasukkan page khusus agar kami pribadi mendapat barokah dalam hal ini dan semoga para pembaca blog yang budiman mendapatkan air terjun hikmah dari sang utusan. Langsung saja pada awal kali ini kami akan memaparkan tentang nasab dari sang utusan.

       Didalam beberapa riwayat yang kami ambil. Terdapat kesepakatan tentang nasab rosulullah sampai adnan. Nasabnya sebagai berikut. Muhammad SAW bin Abdulah bin Abdul Muthallib bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Qusay bin killab bin Murrah bin kaab bin luay bin ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadzir bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin mudhar bin Nizar bin Ma’ad bin A’dnan.[1]
Terjadi perbedaan tentang nasab nabi setelah ‘adnan. Nabi sendiri bila menyebutkan nasabnya sampai ‘Adnan bin Udad. Kemudian berhenti dan berkata ”telah berbohong orang yang menyebutkan dan mengira-ngira nasabku.

Disni kami akan memperinci dari setiap nasab dari nabi Muhammad SAW.


1. Abdul Muthallib : Nama aslinya adalah Syihabuddin al-Hamdani, gelarnya Abdul Haris. Diberi nama dengan Abdul Muthallib, karena pamannya membawanya kemekkah dengan dibonceng, saat itu keadaan dirinya lusuh dan kumal. Ketika paman beliau ditanya tentang dirinya pamannya menjawab bahwa syihab adalah budaknya, karena malu dengan keadaan dirinya yang compang camping. Setelah sampai dikota mekkah dan keadaannya dirobah, kemudian pamannya menjelaskan bahwa syihab adalah keponakannya. Karena itulah beliau dipanggil dengan nama “Abdul Muthallib”.
2. Hasyim : Nama aslinya adalah ‘Amru, dinamai hasyim karena beliau menghancurkan remah-remah roti dan menyeduhnya dengan air, sebagai makanannya pada musim paceklik. ( Hasyim adalah bahsa arab yang artinya yang menghancurkan )
3. Abdu Manaf : Nama aslinya adalah “Al-Mughirah”, diberi gelar demikian karena ibunya yang bernama Hubba diberi tugas untuk melayani satu berhala besar untuk kaumnya, yang dinamakan dengan “Manaf”. Lalu bapaknya berpikir bahwa anaknya tersebut sesuai dengan abdu manaf bin Kinanah, maka anaknya diberi nama dengan nama Abdu Manaf.
4. Qusay : Nama asli beliau adalah Mujammi’, diberi gelar demikian, karena ia jauh dari keluargnya, ia hidup bersama ibunya yang bernama fathimah binti sa’ad Al-Udzri di kota yang bernama Qadha’ah.
5. Killab : Nama aslinya adalah Hakim, diberi gelar dengan killab, karena ia menyukai anjing pemburu sehingga beliau banyak mengumpukan anjing.
6. An-Nadzir : Nama aslinya adalah Qois, diberi nama dengan An-Nadzir karena keelokan wajah dan ketampanan wajahnya.
7. Mudrikah : Nama aslinya adalah Amru, diber gelar dengan mudrikah karena ia mengetahui seluruh kemuliaan dan kebanggaan yang ada pada nenek moyangnya.
8. Nizar : Nama aslinya adalah Khaldan, diberi gelar dengan Nizar sebab ketika beliau lahir bapaknya melihat cahaya Nabi Muhammad SAW dikedua matanya. Maka ayahnya sangat bergembira sekali, sehingga ia menyembelih hewan kurban dan membgikannya sebagai makanan. Ia berkata:”Sungguh anak ini sedikit (Nizar) dibandingkan dengan hak anak ini, maka ia pun dinamakan dengan Nizar.


[1] Yusuf Ismail an-Nabahan, Sisi kehidupan pribadi rosulullah saw. Bandung : Hasyimi. 2006 terj., hal 39.

content top